budaya politik di indonesia

                        BUDAYA POLITIK DI INDONESIA
            Menurut gabriel A, Almond dan sidney verba budaya politik adalah sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, serta sikap terhadap peranan warga negara didalam sistem itu. Terkait dengan pengertian budaya politik yang dinyatakan gabriel dan sidney maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan ; yang pertama seperti apa konsepnya, konsep budaya politik tidak mengedepankan aspek-aspek prilaku aktual/tindakan, melainkan lebih menekankan kepada berbagai prilaku non aktual seperti orientasi, nilai-nilai, kepercayaan dan sikap. Singkatnya dapat diuraikan bahwa budaya politik adalah dimensi psikologis dari sebuah sistem politik. Lalu apa yang di orientasikan?? Nah, yang kedua adalah hal-hal yang harus diorientasikan dalam budaya politik adalah sistem politik, artinya dimana pembicaraan tentang budaya politik selalu berkaitan dengan sistem politik. Dan hal-hal yang diorientasikan dalam sistem politik adalah komponen-komponen struktur dan fungsi dalam sistem politik. Seseorang akan memiliki orientasi yang berbeda terhadap sistem politik. Apa komponen tersebut?? Dan yang ketiga alias terakhir budaya politik menggambarkan komponen-komponen budaya masyarakat disuatu negara atau wilayah. Jadi bukan budaya masing-masing individu. Dan ada yang meyakini bahwa budaya politik adalah refleksi prilaku warga negara secara massal yang memiliki peran penting bagi terciptanya sistem politik yang ideal.
            Ada yang berpendapat bahwa budaya politik mempunyai dua komponen utama, yaitu orientasi kognitif dan orientasi efektif. Dan menurut gabriel dan sidney berpendapat bahwa budaya politik mempunyai tiga komponen utama. Lalu tipe budaya politik bisa dibedakan berdasarkan beberapa kriteria misalnya berdasarkan sikap terhadap pihak lain, sikap terhadap tradisi, perubahan dan orientasi politiknya. Ok baiklah kita akan bahas sedikit tipe budaya politik satu-satu. Kuy lah langsung saja menuju pembahasan ;
1.        Sikap terhadap pihak lain, meliputi ;
·      Budaya politik militan buddaya politik ini melihat perbedaan sebagai usaha mencari alternatif yang lebiiih baik, melainkan dianggap sebagai upaya jahat dan menantang. Dalam kondisi krisis, budaya politik ini cenderung mencari kambing hitam bukan melihat secara kritis terhadap proses atau peraturan yang ada, cenderung melihat masalah sebagai hal yang pribadi secara sensitif dan emosional.
·      Budaya politik toleran, budaya politik ini cenderung fokus kepada penilaian secara rasional terhadap masalah maupun ide, juga berusaha bekerjasama bersiikap kritis terhadap ide dari manapun dan siapapun.
2.        Sikap terhadap tradisi dan perubahan, meliputi ;
·      Budaya politik absolut, budaya politik ini mempunyai sikap mental  yang menganggap bahwa nilai-nilai dan kepercayaan selalu sempurna, oleh karenanya tidak dapat diubah maka diperlukan intensitas kepercayaan, nukan mencari alternatif yang lebih baik. Budaya politik tumbuh dari tradisi dan berusaha memelihara kemurnian tradisi.
·      Budaya politik akomodatif, mempunyai sikap mental yang terbuka dan bersedia menerima berbagai hal yang dianggap berharga keranaberupaya bersikap kritis terhadap diri sendiri dan tradisi yang ada serta terbuka terhadap perubahan.
3.        Orientasi politik masyarakat, meliputi ;
·      Budaya politik parokial, umumnya terdapat pada masyarakat tradisional dan sederhana anggota masyarakatnya, cenderung tidak berminat terhadap objek yang luas, melainkan hanya sebatas tempat dimana mereka tinggal.
·      Budaya politik subjek, dicirikan oleh adanya pasif masyarakat kepada pejabat-pejabat pemerintahan dan undang-undang, mereka tidak melibatkan diri dalam politik atau memberikan suara pada saat pemilu, sebenarnya mereka telah mempunyai minat perhatian dan kesadaran terhadap sistem politik, terutama aspek output ( keputusan politik ) namun perhatiannya terhadap input sistem politik cenderung sangat rendah , kesadaran mereka sebagai aktor politik relatif tidak ada.

·      Budaya politik partisipan, ditandai oleh adanya orientasi eksplisit warga masyarakat terhadap sistem politik secara keseluruhan. Mereka ikut serta dalam kegiatan politik minimal mencari informasi politik, dan memberikan suara dalam pemilu. Pendeknya secara sadar mereka dapat menilai sistem politik sebagai keseluruhan (input,proses dan output) serta menyadari kedudukan dan peran mereka dalam sistem politik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

artikel bahasa inggris tentang pendidikan islam

penjelasan hadits tentang larangan menelantarkan tanah

penjelasan Hadits Tentang Pohon yang Ditanam yang Dimakan Adalah Sedekah